Gubernur BI Sebut Vaksin dan Protokol Kesehatan Kunci Pemulihan Ekonomi
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan potensial ekonomi nasional tahun 2021 semakin lebih baik dari tahun ini. Seandainya vaksinasi sudah dikerjakan dan diimbangi dengan implementasi disiplin prosedur kesehatan.
petik manfaat protein dari berbagai makanan ini
"Saya terangkan ada satu keadaan persyaratan yakni vaksinasi dan disiplin prosedur kesehatan," kata Perry waktu buka acara Bank Indonesia Bersama Rakyat (Birama) secara virtual, Jakarta, Senin (7/12/2020).
Perry meneruskan dalam kritis ekonomi yang berjalan kesempatan ini epicentrum pengatasan permasalahan pada implementasi prosedur kesehatan. Vaksin yang diminta pemerintahan di luar negeri itu akan sia-sia bila tidak diimbangi dengan disiplin implementasi peraturan prosedur kesehatan.
"Karena epicentrum persoalan yang kita menghadapi ini ialah prosedur Covid-19," katanya.
Dalam penyediaan vaksin, kata Perry, Bank Indonesia ikut juga berperan dengan permodalan. Permodalan itu diberi bank sentra dengan proses burden share dengan APBN 2020.
Disamping itu, untuk percepat proses perbaikan perekonomian nasional, Bank Indonesia bersama pemerintahan sudah bersinergi untuk keluarkan peraturan. Diantaranya dengan buka beberapa sektor produktif yang aman dengan fokus spesifik secara setahap.
Beberapa bidang yang dibuka yaitu produk yang berperan besar pada PDB dan berpotensi export yang tinggi. Kata Perry, proses vaksinasi dianjurkan memprioritaskan karyawan di bidang fokus ini.
"Secara setahap kita membuka dengan prosedur dan vaksinasi dapat dikerjakan pada beberapa sektor itu," kata Perry.
Disamping itu, Presiden Joko Widodo kata Perry sudah memberikan DIPA untuk APBN 2021. Proses ini tentu saja akan percepat realisasi APBN supaya bisa menggerakkan perbaikan perekonomian.
Realisasi ini dapat dikerjakan lewat keberlanjutan bansos. Hingga menggerakkan konsumsi warga atau peningkatan berbelanja modal supaya bisa menggerakkan investasi. Termasuk dengan peraturan reformasi sistematis lewat Undang-Undang Cipta kerja.
"Hingga dapat menggerakkan investasi swasta bagus di dalam atau luar negeri itu," katanya.
Bank Indonesia (BI) memiliki komitmen untuk menggerakkan perkembangan credit perbankan pada sampai 9 % pada 2021. Baik dari segi keinginan atau penawaran.
"Perkembangan credit pada 2021 bisa capai 7 sampai 9 %," tutur Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Tatap muka Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020: Bersinergi Membuat Kepercayaan diri Pemulihan Ekonomi, Kamis (3/12/2020).
Prediksi ini mengarah pada beberapa hal, di antara lain; penawaran credit perbankan masih aman dengan suku bunga turun, likuiditas melimpah, lending standar lebih baik, dan restrukturisasi credit yang diperpanjang oleh Kewenangan Layanan Keuangan (OJK).
"Keinginan credit akan bertambah searah membaiknya pemasaran dan kekuatan bayar korporasi, terutamanya korporasi besar. dari stimulan pajak dan moneter perlu menghadapkan di antara perbankan dan dunia usaha untuk menangani asymmetric information dan pemahaman resiko pendistribusian credit," terang Perry.
Dalam catatannya, ada empat subsektor dengan credit bertambah dan plafon credit masih ada. Yaitu, industri makanan minuman, telekomunikasi, logam landasan dan kulit alas kaki.
Selanjutnya, ada enam subsektor memerlukan usaha dari pemerintahan supaya plafon credit yang ada di perbankan bisa digunakan. Yaitu, tanaman dan hortikultura industri tembakau, industri kayu, industri kimia, industri barang galian bukan logam, dan industri barang dari logam.
"Saat itu 8 subsektor membutuhkan penjaminan dan bantuan bunga dari pemerintahan untuk menangani pemahaman resiko dalam pendistribusian credit," tambah Perry.
8 subsektor ini diantaranya, kehutanan, tanaman pandan, real estat, tanaman perkebunan, industri TPT, industri mesin, pertambangan bijih logam , dan industri mebel.
"Kolaborasi semacam ini akan makin kuat jika disokong dengan vaksinasi dan pemberian stimulan pajak seperti stimulan pajak dan kelancaran usaha dari pemerintahan," tandas ia.
Selandia Baru umumkan perkembangan ekonomi negaranya di kuartal II 2020 tumbuh munis 12%. Dalam kata lain Selandia Baru masuk jurang krisis pertamanya kali sepanjang dasawarsa paling akhir.